Yang Kubutuhkan Bukan Rasa Kasihan Tapi Hidup Layak
Tarmin bukanlah seorang anak muda yang bisa menikmati kemewahan barang-barang yang dimiliki banyak orang, ini bukan persoalan takdir baginya, bukan persoalan kurang beruntungnya sebuah hidup, Tarmin menyimpulkan ini karena ada sebagian kecil orang rakus yang bahkan mencuri jatah sesuap nasinya. Tarmin kecil memang sudah kenyang dengan perihnya menahan lapar, keringnya tenggorokan menahan haus, menahan rasa lengket badan karena air pompa yang kian mengering. Tarmin sekarang bagai orang yang mampu hidup ditengah padang pasir, wajahnya yang kusam sudah menunjukan kengerian kisah pilu. Tak jarang teman-temannya memandang dengan rasa kasihan, namun Tarmin tegas mengingatkan: "Jangan pernah memandang diriku dengan rasa kasihan, kasihanilah mereka yang miskin hati memandang orang dengan rasa kasihan, apakah kamu sudah merasa lebih bahagia dariku?" Mereka (teman-temannya) ada yang berpikir Tarmin orang yang sombong, ada yang berpikir Tarmin orang yang tak tahu diri,