Kita Satu Barisan
Begitu menyenangkan bukan ketika kamu memiliki dua buah mata yang dapat melihat, kamu bisa memandang keindahan alam, memandang pahitnya kesengsaraan. Aku tidak, dua buah mataku gelap, segelap kehidupan yang kita alami, aku tidak bisa melihat tetesan air mata yang kelaparan, sedangkan kamu bisa.
Begitu menyenangkan bukan ketika kamu memiliki dua buah tangan, kamu bisa merasakan telapak tangan kasar para buruh wanita. Aku tidak, dua buah tanganku bahkan untuk sekedar memegang pensil dibutuhkan latihan berbulan-bulan, apalagi untuk merasakan telapak tangan kasar para buruh wanita.
Begitu menyenangkan bukan ketika kamu memiliki dua buah kaki, kamu bisa berdiri satu barisan dengan sesama kamu, berjalan perlahan juga berlari saling mengejar dan dikejar satu sama lain. Aku tidak, aku hanya bisa duduk tanpa menginjak tanah ini.
Kalian jangan coba-coba pandang sebelah mata terhadap kami, kalian jangan pernah menutup mata akan keberadaan kami.
Kalian jangan pernah mencoba melipat tangan untuk berjabat tangan dengan kami, jangan pernah mencoba untuk tidak bergandeng tangan dengan kami.
Kita harus satu barisan, bersama-sama tanpa terkecuali, kita sama, sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan, karena kita satu barisan!
Komentar
Posting Komentar